Dalam dunia kedokteran, terdapat cabang ilmu kedokteran nuklir. Di dalam kedokteran nuklir, digunakan penerapan zat radioaktif terbuka yang berfungsi dalam diagnose maupun pengobatan. Kedokteran nuklir memanfaatkan emisi radioaktif suatu radionuklida untuk diagnose dan terapi. Emisi radiasi dapat membuat perubahan fisis kimia, dan biologi pada materi yang berinteraksi dengannya. Radioisotop yang digunakan dalam aplikasi kedokteran nuklir antara lain yaitu iodium-131, Cobalt-60, dan Technetium-99m.
Penyakit kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh secara tidak normal. Sel-sel kanker dapat berkembang dengan cepat dan terus membelah diri secaea tidak terkendali. Saat ini kanker merupakan salah satu penyakit utama penyebab kematian di dunia. Terdapat beberapa jenis kanker antara lain hepatoma, kanker tiroid, kanker serviks, kanker payudara, kanker tulang, dan kanker endokrin.
Metode Diagnosis dan Radioterapi Menggunakan Iodium-131
Metode radioterapi interna merupakan metode terapi yang menggunakan zat radioaktif. Metode ini merupakan metode utama yang dapat digunakan untuk menangani kanker endorin. Pemanfaatan radioisotope 131I dapat digunakan sebagai diagnosis kelenjar tiroid dan menghancurkan sel-sel kanker endokrin karena 131I memancarkan sinar gamma akibat peruluruhan tidak langsung. Selain itu, 131I dapat digunakan sebagai metode radioiodium karena memancarkan partikel beta dengan energi sebesar 0,606 MeV dan memiliki waktu paruh yang relative singkat yaitu selama 8 hari.
Metode Teleterapi Cobalt-60
Pesawat teleterapi Cobalt-60 adalah salah satu instrument yang digunakan untuk pengobatan kanker. Pemanfaatan Cobalt-60 sebagai terapi memiliki prinsip yang didasari pada pemancaran radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh Cobalt-60. Radiasi yang dipancarkan oleh radioisotope ini dapat merusak jaringan tumor tanpa merus jaringan normal apabila digunakan block cerroben. Proses terapi menggunakan Cobalt-60 dilakukan dengan memancarkan radiasi dari berbagai arah pada energi tententu untuk memperoleh dosis yang tepat.
Pemanfaatan Technetium-99m dalam Pendeteksian Kanker
Dalam literatur yang ditulis oleh Fenta dkk (2017), radioisotope yang umum digunakan untuk diagnosis adalah radioisotop Tc99m. Radioisotop ini digunakan karena memancarkan sinar gamma murni dengan energi sebesar 140 keV dan memiliki T1/2 selama 6 jam. Dengan waktu paro yang singkat tersebut, Tc99m dapat dimanfaatkan karena keberadaannya yang tidak akan terlalu lama apabila berada di dalam tubuh pasien.
Tc99m dapat digunakan untuk mengetahui penyebaran sel-sel kanker ke tulang. Dalam penggunaannya di bidang kedokteran nuklir, Tc99m dicampur dengan kit farmaka. Kit farmaka merupakan bahan yang akan dicampur dengan radioisotope sehingga zat radioisotope yang digunakan dapat mencapai organ target. Penggunaan kit farmaka didasarkan pada organ target yang akan ditinjau. Untuk meninjau fungsi paru-paru dan otak digunakan digunakan campuran Tc99m DTPA (Diethylene Triamin Pentacetic Acid), untuk meninjau fungsi tulang digunakan Tc99m MDP (Methylene Diphophonat), dan untuk meninjau fungsi hati digunakan campuran Tc99m dengan Labelled Coloid.
Author : Michelle Holly Raharjo