APLIKASI NUKLIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

0

 

          Seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi untuk menjalankan aktivitas di dunia ini, tentunya tidak cukup apabila hanya memanfaatkan sumber daya energi tak terbarukan. Hal tersebut karena dalam jangka waktu yang panjang, energi tak terbarukan akan habis dan tidak tersisa di bumi ini. Oleh karena itu, saat ini beberapa negara telah memanfaatkan energi nuklir sebagai energi baru dan terbarukan yang dapat menjadi opsi bahkan menggantikan pemanfaatan energi tak terbarukan yang lebih ramah lingkungan dengan tidak menghasilkan polusi. Salah satu implementasi pemanfaatan energi nuklir yaitu sebagai pembangkit listrik. Berikut adalah jenis-jenis Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang digunakan pada beberapa negara di dunia ini.

 

1.     Boiling Water Reactor (BWR)





Reaktor Air Didih adalah salah satu tipe reaktor nuklir yang digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Reaktor tipe ini menggunakan air (H2O) sebagai pendingin dan moderator. Moderator adalah medium untuk memperlambat kecepatan partikel neutron cepat. Air pendingin digunakan untuk mengambil panas yang dihasilkan dalam teras reaktor (reactor core) sehingga temperatur air akan naik. Temperatur air dibiarkan meningkat hingga mencapai titik didih. Uap yang dihasilkan pada proses pendidihan air kemudian disalurkan untuk memutar turbin yang terhubung dengan generator listrik. Dalam reaktor tipe ini, uap yang terbentuk akan menyebabkan reaktivitas reaktor menjadi negatif. Reaktivitas negative dapat menahan kenaikan daya reaktor, sehingga penambahan reaktivitas (penaikan daya reaktor) dapat dikendalikan secara stabil dengan batang kendali. Pada saat ini reaktor tipe air didih telah banyak dioperasikan, bahkan modifikasi dari tipe reaktor ini yang disebut Reaktor Air Didih Maju (Advanced Boiling Water Reactor, ABWR) juga sudah mulai dioperasikan di beberapa negara maju. Keberadaan Reaktor Air Didih Maju, pengembangan Reaktor Air Didih Kompak (Simplified Boiling Water Reactor, SBWR) oleh General Electric, Amerika Serikat menjadi terhenti. Pengembangan reaktor tipe air didih tidak berhenti sampai di sini. Perusahaan ABB-Atom sedang mengembangkan suatu reaktor air didih yang mempunyai keselamatan dan efisiensi ekonomi yang tinggi dengan kode BWR90+.

            Reaktor nuklir tipe Reaktor Air Didih pertama kali dikembangkan oleh perusahaan General Electric, Amerika Serikat. PLTN Dresden 1 dengan daya 200 MWe (Mega Watt electric) merupakan PLTN dengan reaktor tipe air didih yang pertama kali dioperasikan secara komersial pada Juli 1960. Setelah beroperasinya Dresden 1, General Electric banyak mendapat pesanan dari perusahaan dari luar Amerika, di antaranya Siemens (KWU) - Jerman, ABB-Atom - Swiss/Swedia, Toshiba-Jepang, dan Hitachi-Jepang.

 

1. Karakteristika Reaktor Air Didih

1.1 Konstruksi dasar

  





Pada reaktor air didih, air pendingin dididihkan di dalam bejana reaktor sehingga menghasilkan uap. Uap ini kemudian secara langsung dialirkan ke turbin yang memutar generator listrik. Setelah uap air menggerakkan turbin, uap disalurkan ke kondenser dan diubah menjadi air kembali. Dengan pompa utama, air kemudian dikembalikan ke bejana reaktor. Sebagian air pendingin yang berada dalam bejana reaktor disirkulasi dengan pompa (disebut pompa resirkulasi). Air yang keluar dari pompa resirkulasi disalurkan ke bagian bawah teras reaktor melalui katup yang bekerja sebagai pompa jet. Tekanan dari pompa resirkulasi ini akan menaikkan kecepatan aliran air pendingin dalam teras reaktor.

 

1.2 Konstruksi bejana tekan reaktor




Konstruksi utama bejana tekan reaktor untuk Reaktor Air Didih dengan kapasitas daya 1100 MWe diperlihatkan dalam Gambar 2. Dalam bejana tekan ini terdapat sekumpulan bahan bakar, batang kendali dan konstruksi penyangga yang membentuk suatu konstruksi yang disebut teras reaktor. Di atas teras reaktor terdapat konstruksi perangkat pemisah uap-air (steam separator) dan di atas perangkat pemisah terdapat perangkat pengering uap. Pemasangan kedua perangkat ini ditujukan untuk menjamin agar uap yang akan dipakai untuk memutar turbin benar-benar berupa uap kering. Di bagian bawah teras terdapat perangkat pengendali daya reaktor berupa pengarah batang kendali, penggerak batang kendali dan batang kendali. Dengan perangkat ini batang kendali dapat bergerak dari bawah ke atas masuk ke teras reaktor melalui pengarahnya. Di sekitar teras terdapat konstruksi lorong-lorong saluran pendingin dan pompa jet.

Salah satu contoh perangkat bahan bakar terdiri atas 62 batang bahan bakar dan 2 batang yang berisi air membentuk matriks 8 x 8. Bentuk susunan matriks batang bahan bakar dapat pula berupa matriks 6 x 6 atau 9 x 9. Matriks kemudian dibungkus dengan lempeng logam Zirkalloy. Keseluruhan susunan matriks batang bahan bakar dan pembungkusnya serta spacer (penjaga jarak antar batang bahan bakar) ini disebut perangkat bahan bakar.

Batang bahan bakar yang jumlahnya 62 buah tersebut terbuat dari pipa Zirkalloy dan berisi pelet uranium oksida. Pipa pembungkus pelet bahan bakar uranium oksida ini disebut kelongsong. Di kedua ujung kelongsong terdapat ruang yang disebut plenum.

Dalam kelongsong juga terdapat pegas penekan pelet bahan bakar. Dalam pelet bahan bakar terjadi reaksi fisi. Bahan hasil fisi ditampung dalam ruang plenum, karena itu tekanan dalam kelongsong tidak melonjak terlalu besar. Konstruksi batang kendali Reaktor Air Didih mempunyai bentuk seperti tanda + yang berada di antara empat buah perangkat bahan bakar

Batang kendali berfungsi sebagai penyerap partikel neutron. Batang kendali terbuat dari boron karbida dan atau hafnium. Pada bagian bawah perangkat kendali terdapat konstruksi yang berbentuk payung yang dapat menghambat jatuhnya batang kendali ke bawah (keluar dari teras) agar sesuai dengan batas kecepatan yang diperbolehkan. Pada bagian bawah batang kendali ini juga terdapat suatu soket mekanik untuk menghubungkan batang kendali dengan penggeraknya. Terdapat dua macam penggerak batang kendali yaitu penggerak elektrik dan hidrolik. Untuk mempercepat gerak perangkat batang kendali masuk ke teras terdapat perangkat akumulator yang menggerakkan perangkat batang kendali dengan tekanan gas. Dalam kondisi kecelakaan atau kelainan operasi yang dianggap membahayakan, keseluruhan perangkat batang kendali yang ada harus segera dimasukkan ke dalam teras reaktor dengan kecepatan tinggi untuk menghentikan reaktor. Penghentian reaktor secara mendadak oleh karena suatu sebab yang dianggap membahayakan seperti ini disebut sebagai pancung daya (scram). Jika perangkat batang kendali oleh karena suatu hal tak dapat dimasukkan ke teras reaktor dan reaktor tidak dapat dihentikan pada temperatur rendah, maka dalam kondisi seperti ini ke dalam reaktor dimasukkan cairan asam borat yang mampu menyerap partikel neutron sehingga operasi reaktor dapat berhenti.

 

1.3 Pengendalian daya reaktor

 

Reaktor air didih beroperasi pada tekanan 70 kg/cm2. Air pendingin mendidih dan menghasilkan uap di dalam bejana reaktor. Air dalam kondisi uap dan cair disirkulasikan kembali ke teras reaktor dengan menggunakan pompa sirkulasi. Dengan mengatur aliran  resirkulasi, reaktivitas reaktor, yang berarti juga daya reaktor, dapat dinaik-turunkan atau dikendalikan. Ini adalah salah satu cara pengendalian reaktor air didih yang disebut metode pengendalian resirkulasi.

Cara lain untuk menaikkan reaktivitas (daya reaktor) adalah dengan menarik batang kendali dari teras reaktor. Jika batang kendali ditarik keluar dari teras, reaktivitas atau reaksi fisi bertambah dan menghasilkan energi panas lebih banyak lagi (daya reaktor naik). Energi panas ini akan mendidihkan air lebih banyak, dan dengan demikian uap yang dihasilkan juga bertambah. Meningkatnya kandungan uap dalam air akan menurunkan kemampuan air dalam memoderasi partikel neutron. Jumlah neutron kecepatan rendah (neutron termal) yang akan menimbulkan reaksi fisi menjadi berkurang, sehingga akibatnya reaksi fisi (reaktivitas) juga berkurang. Jadi menaikkan daya reaktor dengan cara menarik batang kendali akan selalu dikompensasi oleh produksi uap yang menekan daya. Proses kompensasi ini akan berakhir pada suatu kondisi stabil pada daya setimbang tertentu. Sebaliknya jika batang kendali disisipkan masuk ke dalam teras, reaksi fisi berkurang dengan hadirnya penyerap neutron (batang kendali) dalam teras.

Produksi uap yang dihasilkan juga menurun karena produksi energi panas dari reaksi fisi berkurang. Akibatnya kemampuan air dalam memoderasi neutron bertambah, dan reaksi fisi akan mulai meningkat. Proses penurunan daya oleh batang kendali yang kemudian dikompensasi oleh penurunan daya karena membaiknya kemampuan moderasi akan terus berlangsung hingga tercapai kondisi stabil pada suatu daya setimbang tertentu. Fenomena kompensasi oleh uap-air menjadi salah satu sarana penting dalam pengendalian-diri (self control) reaktor dan merupakan salah satu keunikan reaktor air didih.

Dalam perpindahan panas, luas penampang penghasil panas dan perbedaan temperatur sangat mempengaruhi jumlah panas yang dapat dipindahkan. Jika kondisi air dalam keadaan pendidihan transisi, sifat perpindahan panas menjadi buruk dan temperature permukaan kelongsong bahan bakar akan naik. Dalam reaktor air didih, proses perpindahan panas dilakukan dalam kondisi air mendidih, sehingga jika terjadi kecelakaan atau anomali dalam operasi reaktor, perpindahan panas pada pendidihan transisi dapat dihindarkan.

Pada reaktor air didih, jika terjadi perubahan beban (permintaan beban listrik dari luar), pengendalian pembangkitan daya dilakukan dengan menaik-turunkan batang kendali dalam teras reaktor atau dengan menyesuaikan kecepatan aliran resirkulasi air pendingin. Pada saat terjadi penyesuaian terhadap permintaan beban, tekanan pendingin dalam bejana reaktor dapat naik atau turun. Untuk mengatasi kenaikan dan penurunan tekanan dalam bejana reaktor, digunakan cara pengendalian dengan mengatur bukaan katup uap dari reaktor ke turbin. Metode ini disebut Reactor-master/Turbin-slave (metode mengikuti beban). Jika pada suatu ketika, oleh suatu sebab yang tak terduga, turbin mendadak berhenti, aliran uap yang menuju turbin dibelokkan ke jalur pintas (tidak melalui turbin) melalui katup pintas. Dengan cara ini kenaikan tekanan yang cukup tinggi dalam bejana reaktor dapat dihindarkan

 

1.4 Sistem keselamatan rekayasa

 

Sebelumnya telah dijelaskan salah satu sistem keselamatan yang dapat menjamin reaktor akan berhenti jika terjadi kondisi anomali / kecelakaan. Bila suatu ketika terjadi kecelakaan yang menyebabkan pipa saluran air pendingin terputus atau bocor sehingga pendinginan reaktor tidak cukup, maka fasilitas sistem pendinginan teras darurat (Emergency Core Cooling System, ECCS). Dalam sistem ECCS ini terdapat sistem penyemprot teras (core spray system), sistem susut-tekanan mandiri (self-depressurization system) dan penyemprot teras tekanan rendah. Pada saat terjadi kerusakan batang bahan bakar, air pendingin dari teras yang bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi akan mengandung bahan radioaktif yang berasal dari batang bahan bakar. Air pendingin yang mengandung bahan radioaktif tidak boleh keluar dari reaktor karena berbahaya. Untuk menghindari lepasnya bahan radioaktif dalam reaktor terdapat bejana reaktor yang berfungsi sebagai pengungkung (containment) material berbahaya jika terjadi kecelakaan, dan terdapat juga katup isolasi yang mengisolasi bejana reaktor dan sistem di luarnya.     Peningkatan tekanan pada saat terjadi isolasi bejana reaktor dihindari dengan sistem supresi. Sistem ini akan mengalirkan uap yang terbentuk ke kolam supresi. Dalam kolam supresi yang berisi air, uap akan besentuhan dengan air dan mengalami kondensasi yang mengakibatkan turunnya tekanan uap. Apabila kecelakaan berlangsung dalam waktu yang lama, teras reaktor dapat meleleh. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan yang diikuti dengan kenaikan temperatur dalam bejana reaktor. Apabila bejana reaktor tidak didinginkan, struktur bejana kemungkinan akan rusak. Untuk mengatasi hal ini, disediakan sistem penyemprot untuk melakukan tugas-tugas pendinginan dan penurunan tekanan. Dalam hal terjadi kebocoran bejana reaktor, disediakan pula sistem pengelolaan bocoran gas agar tetap tidak menyebarluas ke lingkungan. Pada kecelakaan kebocoran pendingin, temperatur bahan bakar dan kelongsongnya akan naik. Kenaikan temperatur ini akan memicu reaksi antara air dan logam yang menghasilkan gas hidrogen. Hidrogen yang bertemperatur tinggi ini dapat mengancam keutuhan struktur bejana reaktor. Untuk mencegah kejadian ini, bejana reaktor dilengkapi dengan ruang kosong khusus untuk menampung gas bentukan. Di samping itu, terdapat fasilitas untuk mereaksikan hidrogen yang timbul, agar dapat bergabung kembali dengan oksigen menjadi air.

 

 

Konsep awal

 

Konsep BWR dikembangkan sedikit lebih lambat dari konsep PWR. Pengembangan BWR dimulai pada awal 1950-an, dan merupakan kolaborasi antara General Electric dan beberapa laboratorium nasional AS. Penelitian tenaga nuklir di AS dipimpin oleh 3 dinas militer. Angkatan Laut, melihat kemungkinan mengubah kapal selam menjadi kendaraan bawah air penuh waktu, dan kapal yang dapat berlayar ke seluruh dunia tanpa mengisi bahan bakar, mengirim orang mereka di bidang teknik, Kapten Hyman Rickoveruntuk menjalankan program tenaga nuklir mereka. Rickover memutuskan rute PWR untuk Angkatan Laut, karena para peneliti awal di bidang tenaga nuklir khawatir bahwa produksi uap langsung di dalam reaktor akan menyebabkan ketidakstabilan, sementara mereka tahu bahwa penggunaan air bertekanan pasti akan berfungsi sebagai sarana perpindahan panas. Kekhawatiran ini menyebabkan upaya penelitian pertama AS di bidang tenaga nuklir dikhususkan untuk PWR, yang sangat cocok untuk kapal angkatan laut , karena ruang angkasa sangat mahal, dan PWR dapat dibuat kompak dan berdaya tinggi cukup untuk cocok seperti itu, dalam acara apa pun. Tetapi peneliti lain ingin menyelidiki apakah ketidakstabilan yang disebabkan oleh air mendidih di inti reaktor benar-benar akan menyebabkan ketidakstabilan. Selama pengembangan reaktor awal, sekelompok kecil insinyur secara tidak sengaja meningkatkan level daya reaktor pada reaktor eksperimental sedemikian rupa sehingga air dengan cepat mendidih, ini mematikan reaktor, menunjukkan sifat self-moderating yang berguna dalam keadaan darurat. Secara khusus, Samuel Untermyer II , seorang peneliti di Argonne National Laboratory , mengusulkan dan mengawasi serangkaian eksperimen: eksperimen BORAX — untuk melihat apakah reaktor air mendidihakan layak untuk digunakan dalam produksi energi. Dia menemukan bahwa itu, setelah melakukan tes yang cukup berat pada reaktornya, membuktikan prinsip keselamatan BWR. Setelah rangkaian pengujian ini, GE terlibat dan berkolaborasi dengan ANL untuk membawa teknologi ini ke pasar.

 

Seri pertama produksi

 

Generasi pertama dari produksi reaktor air mendidih melihat perkembangan tambahan dari fitur unik dan khas dari BWR: torus , serta drywell, eliminasi penukar panas, pengering uap, tata letak umum gedung reaktor yang khas, dan standarisasi sistem kendali dan keselamatan reaktor. Yang pertama, General Electric , rangkaian produksi BWR berkembang melalui 6 fase desain berulang, masing-masing disebut BWR / 1 hingga BWR / 6. Sebagian besar BWR yang digunakan di seluruh dunia termasuk dalam salah satu fase desain ini. BWR generasi pertama: BWR / 1 dengan penahanan Mark I. BWR generasi ke-2: BWR / 2, BWR / 3 dan beberapa BWR / 4 dengan penahanan Mark I. BWR / 4 lainnya, dan BWR / 5 dengan penahanan Mark-II. BWR generasi ke-3: BWR / 6 dengan penahanan Mark-III.

 

Reaktor air mendidih tingkat lanjut

 

Desain BWR yang lebih baru dikenal sebagai reaktor air mendidih lanjutan . ABWR dikembangkan pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, dan terus ditingkatkan hingga saat ini. ABWR menggabungkan teknologi canggih dalam desain, termasuk kontrol komputer, otomatisasi pabrik, pelepasan batang kendali, gerakan, dan penyisipan, pemompaan dalam inti, dan keselamatan nuklir untuk memberikan peningkatan atas seri asli BWR produksi, dengan output daya tinggi , dan kemungkinan kerusakan teras berkurang secara signifikan. Yang paling penting, ABWR adalah desain yang sepenuhnya terstandarisasi, yang dapat dibuat untuk produksi seri.

ABWR telah disetujui oleh Komisi Pengaturan Nuklir Amerika Serikat untuk produksi sebagai desain standar pada awal 1990-an. Selanjutnya, banyak ABWR dibangun di Jepang.

 

Reaktor air mendidih yang disederhanakan

 

Sejalan dengan pengembangan ABWR, General Electric juga mengembangkan konsep berbeda, yang dikenal sebagai reaktor air mendidih yang disederhanakan . Reaktor listrik 600 megawatt yang lebih kecil ini terkenal karena penggabungannya — untuk pertama kalinya dalam reaktor air ringan —Dari prinsip desain « keamanan pasif ». Konsep keselamatan pasif berarti bahwa reaktor, daripada memerlukan intervensi sistem aktif, seperti pompa injeksi darurat, untuk menjaga reaktor dalam batas keselamatan, malah dirancang untuk kembali ke keadaan aman hanya melalui operasi gaya alam jika a kontingensi terkait keselamatan dikembangkan.

Misalnya, jika reaktor menjadi terlalu panas, itu akan memicu sistem yang akan melepaskan peredam neutron terlarut , atau bahan yang sangat menghambat reaksi berantai dengan menyerap neutron, ke dalam inti reaktor. Tangki yang berisi peredam neutron terlarut akan ditempatkan di atas reaktor, dan larutan absorpsi, begitu sistem dipicu, akan mengalir ke inti melalui gaya gravitasi, dan membawa reaksi hampir berhenti total. Contoh lainnya adalah sistem Isolation Condenser, yang mengandalkan prinsip kenaikan air / uap panas untuk membawa pendingin panas ke penukar panas besar yang terletak di atas reaktor dalam tangki air yang sangat dalam, sehingga mencapai pembuangan panas sisa. Namun contoh lain adalah tidak adanya pompa resirkulasi di dalam inti; pompa ini digunakan dalam desain BWR lainnya untuk menjaga agar air pendingin tetap bergerak; mereka mahal, sulit dijangkau untuk diperbaiki, dan terkadang bisa gagal; untuk meningkatkan keandalan, ABWR memasukkan tidak kurang dari 10 pompa resirkulasi ini, sehingga meskipun beberapa gagal, sejumlah yang cukup akan tetap dapat diservis sehingga pemadaman tidak terjadwal tidak diperlukan, dan pompa dapat diperbaiki selama pompa berikutnya. pengisian bahan bakar padam. Sebaliknya, para perancang reaktor air mendidih yang disederhanakanmenggunakan analisis termal untuk mendesain teras reaktor sehingga sirkulasi alami akan membawa air ke tengah inti untuk dididihkan.


Reaktor air mendidih yang disederhanakan secara ekonomis

Selama periode yang dimulai pada akhir 1990-an, para insinyur GE mengusulkan untuk menggabungkan fitur desain reaktor air mendidih yang canggih dengan fitur keselamatan khusus dari desain reaktor air mendidih yang disederhanakan, bersama dengan peningkatan desain yang dihasilkan ke ukuran yang lebih besar 1.600 MWe . Ini Ekonomi Sederhana didih Water Reactor desain diserahkan kepada Komisi Pengaturan Nuklir AS untuk persetujuan pada bulan April 2005, dan sertifikasi desain diberikan oleh NRC pada bulan September 2014.

Kabarnya, desain ini telah diiklankan karena memiliki kemungkinan kerusakan inti hanya 3 10 −8 kejadian kerusakan inti per tahun reaktor. Artinya, akan diperlukan 3 juta ESBWR yang beroperasi sebelum orang mengharapkan satu peristiwa yang merusak inti selama masa hidup 100 tahun mereka.

 

Keuntungan

  • Bejana reaktor dan komponen terkait beroperasi pada tekanan yang jauh lebih rendah sekitar 70–75 bar (1.020–1.090 psi) dibandingkan dengan sekitar 155 bar (2.250 psi) dalam PWR.
  • Bejana tekan mengalami iradiasi yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan PWR, dan karenanya tidak menjadi rapuh seiring bertambahnya usia.
  • Beroperasi pada suhu bahan bakar nuklir yang lebih rendah, sebagian besar disebabkan oleh perpindahan panas oleh panas laten penguapan, sebagai lawan dari panas sensibel dalam PWR.
  • Lebih sedikit komponen karena kurangnya pembangkit uap dan bejana tekan, serta pompa sirkuit primer terkait. (BWR lama memiliki loop resirkulasi eksternal, tetapi bahkan pemipaan ini dihilangkan dalam BWR modern, seperti ABWR .) Ini juga membuat BWR lebih mudah dioperasikan.
  • Risiko yang lebih rendah (probabilitas) pecah yang menyebabkan hilangnya pendingin dibandingkan dengan PWR, dan risiko kerusakan inti yang lebih rendah jika pecah seperti itu. Ini karena lebih sedikit pipa, lebih sedikit pipa berdiameter besar, lebih sedikit lasan dan tidak ada tabung pembangkit uap.

Kekurangan

  • BWR membutuhkan kalkulasi yang lebih kompleks untuk mengatur konsumsi bahan bakar nuklir selama operasi karena "aliran fluida dua fase (air dan uap)" di bagian atas teras. Ini juga membutuhkan lebih banyak instrumentasi di teras reaktor.
  • Bejana bertekanan lebih besar daripada untuk PWR dengan daya serupa, dengan biaya yang lebih tinggi, khususnya untuk model lama yang masih menggunakan pembangkit uap utama dan perpipaan terkait.
  • Kontaminasi turbin oleh produk aktivasi berumur pendek . Ini berarti bahwa pelindung dan kontrol akses di sekitar turbin uap diperlukan selama operasi normal karena tingkat radiasi yang timbul dari uap yang masuk langsung dari teras reaktor. Ini adalah perhatian yang cukup kecil, karena sebagian besar fluks radiasi disebabkan oleh Nitrogen-16 (aktivasi oksigen dalam air), yang memiliki waktu paruh 7,1 detik, memungkinkan ruang turbin masuk dalam beberapa menit setelah penghentian. Pengalaman yang luas menunjukkan bahwa pemeliharaan shutdown pada turbin, kondensat, dan komponen air umpan dari BWR pada dasarnya dapat dilakukan sebagai pabrik bahan bakar fosil.
  • Meskipun armada BWR saat ini dikatakan kurang mungkin mengalami kerusakan inti dari kesalahan pembatas "1 dalam 100.000 tahun reaktor" daripada armada PWR saat ini (karena peningkatan ketahanan dan redundansi ECCS), ada kekhawatiran yang muncul tentang kemampuan penahanan tekanan dari penahanan Mark I yang dibangun dan tidak dimodifikasi - bahwa hal tersebut mungkin tidak cukup untuk menahan tekanan yang dihasilkan oleh kesalahan pembatas yang dikombinasikan dengan kegagalan ECCS lengkap yang mengakibatkan kerusakan teras yang sangat parah. Dalam skenario kegagalan ganda ini, diasumsikan sangat tidak mungkin terjadi sebelum kecelakaan nuklir Fukushima I., penahanan Mark I yang tidak dimodifikasi dapat memungkinkan beberapa derajat pelepasan radioaktif terjadi. Hal ini diharapkan dapat dikurangi dengan modifikasi penahanan Mark I; yaitu, penambahan sistem tumpukan gas keluar yang, jika tekanan kontainmen melebihi setpoint kritis, diharapkan memungkinkan pembuangan gas bertekanan secara teratur setelah gas melewati filter karbon aktif yang dirancang untuk menjebak radionuklida.
  • Batang kendali disisipkan dari bawah untuk desain BWR saat ini. Ada dua sumber daya hidrolik yang tersedia yang dapat menggerakkan batang kendali ke inti untuk BWR dalam kondisi darurat. Ada akumulator hidrolik bertekanan tinggi khusus dan juga tekanan di dalam bejana tekan reaktor yang tersedia untuk setiap batang kendali. Baik akumulator khusus (satu per batang) atau tekanan reaktor mampu memasukkan setiap batang sepenuhnya. Sebagian besar jenis reaktor lainnya menggunakan batang kendali entri atas yang ditahan pada posisi ditarik oleh elektromagnet, menyebabkan mereka jatuh ke dalam reaktor oleh gravitasi jika daya hilang. Keuntungan ini sebagian diimbangi oleh fakta bahwa gaya hidrolik memberikan gaya penyisipan batang yang jauh lebih besar daripada gravitasi, dan sebagai konsekuensinya, Batang kendali BWR jauh lebih kecil kemungkinannya untuk macet dalam posisi dimasukkan sebagian karena kerusakan saluran batang kendali dalam peristiwa kerusakan inti. Batang kendali entri bawah juga memungkinkan pengisian bahan bakar tanpa melepas batang kendali dan penggerak, serta pengujian sistem batang kendali dengan bejana tekan terbuka selama pengisian bahan bakar.

2.     Presurrised Water Reactor (PWR)



Dalam PLTN tipe Reaktor Air Tekan, air ringan digunakan sebagai pendingin dan medium pelambat  neutron (moderator neutron). Teras reaktor diletakkan dalam satu bejana. Sistem air pendingin yang melalui teras reaktor disebut sistem pendingin primer. Di dalam sistem primer tidak diperbolehkan terjadi pendidihan, karena itu sistem dibuat bertekanan yang tinggi. Dari sistem pendingin primer yang bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi ini, air pendingin dialirkan ke pipa-pipa dalam alat pembangkit uap. Di luar pipa ini air (dalam sistem pendingin sekunder) menerima panas dari air pendingin primer dan mengalami penguapan. Uap yang terjadi dari air pendingin sekunder ini kemudian dialirkan ke turbin untuk memutar generator listrik.

Reaktor Air Tekan yang beroperasi pada saat ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu tipe reaktor Barat (Amerika-Eropa) dan tipe reaktor Rusia (VVER). Tipe reaktor Barat diwakili oleh tipe Combustion Engineering (CE) dan Bibcock &Wilcock (B & W). Kedua tipe mempunyai bentuk perangkat bahan bakar yang sama dengan tampang lintang potongan berbentuk bujur sangkar, dan menggunakan pembangkit uap vertikal. Terdapat sedikit perbedaan dalam sistem pendingin dan pembangkit uap. Bentuk tampang lintang potongan perangkat bahan bakar reaktor air tekan Rusia adalah segi enam, dan pembangkit uap diletakkan secara  horisontal.

 

Kini sedang dikembangkan reaktor air tekan yang lebih aman dan ekonomis. Reaktor tersebut adalah Reaktor Air Tekan Maju (Advanced Pressurized Water Reactor) buatan Westinghouse (WH), System80+ buatan CE. Keduanya berukuran besar. Untuk yang berukuran menengah dengan pembangkitan daya sebesar 600 MWth, terdapat reaktor AP600 buatan WH. Dalam waktu dekat di Jepang direncanakan akan dibangun reaktor air tekan maju.

 

URAIAN

Reaktor air tekan pada awalnya dikembangkan oleh perusahaan Westinghouse dan Puslit pemerintah Amerika Serikat di Argonne. Pada mulanya reaktor ini dikembangkan untuk penggerak kapal selam. Nautilus adalah salah satu nama kapal selam bertenaga nuklir yang beroperasi dari tahun 1954 sampai tahun 1980.

Berbekal keberhasilan membuat reaktor untuk kapal selam, perusahaan Westinghouse membangun reaktor untuk pembangkitan listrik di pelabuhan dengan daya 100 Mwe. Reaktor ini  beroperasi dari Desember 1957 hingga Oktober 1982. Reaktor ini dikenal sebagai reaktor air tekan berdaya besar pertama di dunia. Dalam pengoperasiannya untuk tujuan percobaan, pada saluran pendingin primer yang masuk dan keluar bejana reaktor ditempatkan saluran nosel. Pada teras reaktor dilakukan uji coba dengan menempatkan konstruksi selimut benih (seed-blanket), dan menggunakan batang kendali hafnium berbentuk + (silang). Berbeda dengan reaktor air tekan standar, pada reaktor ini pembangkit uap masih diletakkan dengan posisi horisontal (mendatar).

Beberapa lama kemudian didirikan reaktor air tekan dengan menggunakan stainless-steel sebagai bahan kelongsong, dan batang kendali berpenampang + (silang). Baru pada tahun 1970, yaitu pada PLTN Beznau dan Ginna, dibangun reaktor air tekan dengan kelongsong Zirkalloy-4, kendali kompensasdi kimiawi (chemical-sim), kluster batang kendali, dan pembangkit uap yang diletakkan berdiri tegak. Reaktor ini menjadi standar reaktor air tekan hingga saat ini.

Pemasok atau pembuat reaktor air tekan di antaranya adalah Westinghouse, Brown Boveri Combustion Engineering Nuclear Power dan Bibcock & Wilcock Co. dari Amerika Serikat. Pemasok dari Eropa adalah Framatome-Perancis, Siemens-Jerman dan Mintyazhmash (Ministry of Heavy Industries) Rusia. Pemasok reaktor air tekan dari Jepang hanya perusahaan Mitsubishi. Hingga pada tahun 1999, dari 341 buah reaktor air ringan yang beroperasi, 73 % di antaranya adalah tipe reaktor air tekan. Dari seluruh reaktor air ringan yang sedang dibangun (35 buah), 83 % di antaranya adalah tipe reaktor air tekan. Dari data ini terlihat bahwa persentasi reaktor air tekan bertambah dari tahun ke tahun.

 

1.      Karakteristika PWR 

 1.1. Konstruksi dasar


Deskripsi sistem utama reaktor air tekan diperlihatkan pada Gambar 2. Dalam reaktor air tekan terdapat konstruksi sistem pendinginan primer (sistem reaktor) dan sistem pendingin sekunder (sistem uap). Keduanya mengungkung material radioaktif agar tidak menyebar keluar dari reaktor. Pada sistem primer air tidak diperbolehkan mendidih dengan cara memberi tekanan yang cukup tinggi. Air pendingin bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi (tekanan 157 kg/cm2 dan temperatur 325 oC) dari sistem primer dialirkan ke perangkat pembangkit uap (steam generator) dengan pompa sirkulasi primer. Setelah melepaskan energi panasnya, air ini kemudian dikembalikan ke bejana reaktor. Pada perangkat pembangkit uap, panas dialihkan ke pendingin pada sistem sekunder. Dengan panas tersebut air sistem sekunder diubah menjadi uap dalam perangkat pembangkit uap. Temperatur uap di sistem sekunder pada saat reaktor beroperasi adalah 277 oC dan tekanannya 62 kg/cm2. Uap yang terbentuk ini kemudian dialirkan untuk menggerakkan turbin yang digandengkan dengan generator listrik. Uap dari turbin dialirkan ke Kondenser untuk diembunkan (diubah menjadi fase cair), selanjutnya air ini dikembalikan ke pembangkit uap dengan bantuan pompa sekunder. Cara kerja sistem primer dan sekunder yang dijelaskan di atas dianut oleh reaktor air tekan buatan Westinghouse dan Mitsubishi.


1.2. Konstruksi dan Struktur dalam bejana reaktor
Gambar 3 

Gambar 3 memperlihatkan konstruksi dan struktur-dalam bejana tekan dari reaktor air tekan dengan kapasitas daya 1100 MW. Di dalam bejana reaktor terdapat teras reaktor yang disusun dari gabungan perangkat bahan bakar, batang kendali dalam bentuk kluster. Pada bagian atas teras terdapat pengarah dan penggerak batang kendali. Di sekitar teras terdapat bafel teras dan perisai termal teras.


 

Konstruksi perangkat bahan bakar ditunjukkan pada Gambar 4. Pada gambar tersebut diperlihatkan salah satu contoh perangkat bahan bakar dengan penampang lintang bujur sangkar yang terdiri dari susunan 17 x 17 (= 264) batang bahan bakar. Dalam bejana reaktor terdapat 1 buah teras reaktor, 24 buah pengarah bahan batang kendali dan 9 buah kisi. Pada bagian atas dan bagian bawah teras terdapat nosel. Batang bahan bakar terbuat dari pelet uranium oksida dengan pengayaan rendah hasil proses sinter. Pelet bahan bakar dimasukkan ke dalam kelongsong zirkalloy-4. Kedua ujung kelongsong ditutup dengan tutup zirkalloy-4 yang dilas. Pada bagian atas di dalam kelongsong dipasang per penekan yang terbuat dari stainless-steel. Bagian di dalam kelongsong bahan bakar diisi gas helium. Pada batang bahan bakar ini terdapat ruang pada bagian atas yang disebut plenum. Di antara pelet bahan bakar dan kelongsong terdapat celah, dengan demikian hasil-hasil reaksi fisi yang berbentuk gas yang keluar dari pelet bahan bakar uranium dapat tertampung pada dua ruang tersebut (plenum dan celah). Selain untuk menampung gas hasil fisi, kedua ruang tersebut dirancang untuk dapat mengakomodasi pemuaian logam maupun gas yang akan menghasilkan kenaikan tekanan.

Dalam suatu kluster batang kendali terdapat 24 batang kendali yang digabungkan dan digerakkan secara bersama-sama. Batang kendali berisi bahan penyerap neutron seperti logam paduan Ag-Ni-Cd (Argentum-Nickel-Cadmium). Konstruksi dari perangkat penggerak batang kendali diperlihatkan pada Gambar 4. Konstruksi penggerak batang kendali terdiri dari sistem batang ulir yang dilengkapi dengan penggerak motor listrik dengan pemegang "jack" magnetik yang dilengkapi dengan mekanisme pengunci. Pengendalian reaktivitas (reaksi fisi) dilakukan dengan menggunakan batang kendali untuk pengendalian jangka pendek, sedangkan untuk pengendalian jangka panjang dilakukan dengan mengatur konsentrasi cairan asam yang menghalangi reaksi fisi (pengendalian kompensasi kimiawi, chemical-shim control).

Jika dalam pengoperasian reaktor terdapat suatu kondisi anomali atau kondisi yang dapat membahayakan reaktor, maka arus listrik pada seluruh lilitan  "jack" magnetik putus, sehingga semua batang kendali secara cepat jatuh ke bawah dan masuk ke dalam teras melalui jalur pengarahnya. Akibatnya reaktor berhenti secara otomatis dan hal ini disebut pancung daya (scram). Kasus berhentinya reaktor secara otomatis oleh karena anomali atau pancung daya dalam reaktor air tekan disebut "trip" reaktor.

 

1.3. Pengendalian Daya Reaktor

Tekanan dalam sistem primer, baik pada bejana tekan maupun jalur pemipaan yang berkaitan, dijaga tetap pada 157 kg/cm2. Dengan demikian, walaupun dalam teras reaktor terjadi kenaikan daya, pendidihan tidak akan terjadi. Kondisi ini menyebabkan densitas air pendingin yang juga berfungsi sebagai moderator akan cukup untuk memoderasi neutron dengan baik. Oleh karena itu pengendalian daya (reaktivitas) reaktor dilakukan dengan penyerapan neutron dengan batang kendali dan racun kimia-dapat-bakar (pengendalian kompensasi kimiawi). Pengendalian kompensasi kimiawi dilakukan dengan melarutkan cairan asam borak (senyawa kimia penyerap neutron) ke dalam pendingin sistem primer. Konsentrasi asam ini diatur sedemikian rupa sehingga dapat mengendalikan proses penyerapan neutron yang menghambat reaksi fisi dalam teras reaktor. Jika asam borak ini menyerap neutron, unsur borak akan mengalami reaksi inti dan berubah manjadi unsur lain (terbakar). Oleh karena itu senyawa kimia seperti asam borak disebut sebagai racun-dapat-bakar (burnable poison). Pelarutan cairan asam borak akan menyebabkan distribusi reaksi fisi (distribusi daya panas) menjadi rata pada seluruh teras sehingga menurunkan daya maksimum relatif dalam teras reaktor. Dalam sistem primer, jumlah untai (loop) dan jumlah perangkat pembangkit uap bergantung pada daya yang akan dibangkitkan. Pada reaktor air tekan terdapat perangkat pengatur tekanan sistem primer yang di dalamnya terdiri dari pemanas untuk menaikkan tekanan dan penyemprot air untuk menurunkan tekanan. Perangkat pengatur tekanan ini dapat mengendalikan tekanan, termasuk jika terjadi kenaikan tekanan pada sistem primer karena perubahan temperatur.

Hal penting yang perlu dicatat tentang hubungan antara reaktor dan turbin pembangkit listrik (turbin listrik: turbin dan generator listrik) adalah, daya reaktor harus selalu mengikuti beban listrik yang dipikul oleh turbin pembangkit listrik. Pada reaktor air tekan, berdasarkan prinsip koefisien reaktivitas temperatur moderator (dalam hal ini adalah sama dengan pendingin sistem primer) daya reaktor dapat mengikuti beban yang dipikul oleh turbin pembangkit listrik. Jika beban listrik meningkat, maka diperlukan kenaikan jumlah pembangkitan uap (kapasitas uap naik). Hal ini menyebabkan temperatur air pendingin yang masuk ke bejana tekan turun. Penurunan temperatur pendingin primer akan menaikkan kemampuan moderasi neutron dan meningkatkan daya termal yang dibangkitkan reaktor. Fenomena ini secara otomatis menyebabkan reaktor melakukan pengendalian diri untuk mengikuti beban listrik, namun prinsip ini hanya akan bekerja dengan baik untuk perubahan beban listrik yang kecil. Bila beban listrik mengalami perubahan cukup besar, maka untuk mengikuti perubahan listrik digunakan cara pengendalian dengan mekanisme batang kendali. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengendalian reaktor air tekan mengikuti prinsip "reaktor mengikuti beban turbin listrik".

 

1.4. Sistem Keselamatan Rekayasa

 

 

Gambar 6

 

Gambar 6 menunjukkan diagram alir sistem pendingin darurat reaktor (Emergency Core Cooling System, ECCS). Sistem pendingin darurat ini digunakan, jika terjadi kebocoran (misalnya pipa-pipa penyalur air pendingin primer terpotong atau bocor) pada sistem pendingin primer yang mengakibatkan air pendingin keluar dari sistem primer sehingga sistem primer kekurangan pendinginan. Dalam kondisi kekurangan pendingin, untuk menjaga keutuhan bahan bakar digunakan sistem pendingin teras reaktor darurat. ECCS terdiri dari tiga sistem, yaitu sistem injeksi pendingin tekanan tinggi, sistem injeksi pendingin tekanan rendah dan sistem injeksi pendingin dari akumulator atau penampung air pendingin.

Pendingin bertemperatur tinggi dan bertekanan tinggi yang keluar dari sistem primer membawa material radioaktif dan tidak diperbolehkan keluar dari sistem. Karena itu pada reaktor nuklir disediakan bejana tekan pengungkung (containment). Dalam sistem pengungkung tersebut di antaranya terdapat bejana tekan, perangkat yang berkaitan dengan sistem pendinginan teras reaktor serta perangkat yang berkaitan dengan sistem proteksi keselamatan terekayasa. Jika terjadi kecelakaan, bahan bakar yang kehilangan pendingin dapat meleleh dan kemudian diikuti dengan kenaikan temperatur dan tekanan dalam bejana tekan. Pada saat ini unsur-unsur radioaktif (radioisotop) yang berbentuk gas dapat keluar dari sistem. Untuk itu, agar tidak terjadi pelepasan radioisotop ke luar sistem, pada bagian atas bejana tekan pengungkung diletakkan sistem penampung air yang dapat memancarkan air pada bagian-bagian di bawahnya ( Gambar 2). Selain itu, untuk mencegah terjadinya iradiasi udara di sekitar bejana pengungkung oleh bahan radioaktif yang ada dalam bejana, maka di luar bejana terdapat konstruksi anulus yang mengalirkan udara di sekitar bejana pengungkung ke bagian pemurnian udara.

 

2.     Bentuk dan Konstruksi Teras Reaktor

Bentuk dan konstruksi reaktor air tekan dapat digolongkan atas reaktor buatan Westinghouse (WH), Bibcock & Wilcock (B&W), Combustion Engineering (CE) dan reaktor Rusia (VVER). Reaktor tipe WH, B&W dan CE menganut prinsip yang sama dalam hal pemisahan sistem primer dan sekunder, tetapi konstruksi sistem pendingin, konstruksi pembangkit uap dan beberapa hal lain terdapat perbedaan di antara ketiganya.

 2.1. Reaktor Air Tekan Westinghouse



Gambar 7

Gambar 8


Dengan penambahan daya pembangkitan listrik, reaktor tipe WH mengalami penambahan jumlah pembangkit uap dan sistem pendingin pendukungnya. Seperti terlihat pada Gambar 7, reaktor WH dengan kapasitas daya 1000 MWe mempunyai 4 buah sistem pendingin (4 buah pembangkit uap dan sistem saluran pendingin, 4 buah pompa pendingin). Gambar 8 memperlihatkan konstruksi dari pembangkit uap reaktor tipe WH. Terlihat pada gambar tersebut bahwa pembangkit uap diletakkan berdiri tegak lurus dengan pipa-pipa U berada di dalamnya. Pipa U berisi air panas dari pendingin sistem primer, sedangkan air di luar pipa U akan menerima panas dan mengalami pendidihan. Beberapa pembangkit uap yang sama dengan tipe ini adalah buatan Mitsubishi-Jepang, Framatom-Perancis dan KWU-Jerman.

                            

            Reaktor N4 (1516 MWe) buatan Framatom-Perancis dirancang berdasarkan pengalaman kecelakaan reaktor Three Mile Island (pada tahun 1979), yaitu peningkatan keandalan operasi dengan sentralisasi kendali, selain itu dilakukan juga peningkatan efisiensi ekonomi. Sementara itu reaktor Chooz-B1, B2 dan Civaux-1,2 sudah mulai beroperasi. Pengembangan reaktor air tekan terus berlanjut, EPR (Europan Pressurized Water Reactor: Reaktor Air Tekan Eropa) dikembangkan oleh Perancis dan Jerman berdasarkan rancangan reaktor air tekan Perancis N4 dan reaktor air tekan Jerman Konvoy. Dalam pengembangan EPR, dilakukan peningkatan faktor keselamatan dengan memperhitungkan adanya kecelakaan terparah (Severe Accident), faktor efisiensi dengan pengoperasian yang mudah serta peningkatan efisiensi ekonomis dengan umur reaktor yang relatif panjang (60 tahun) dan derajat bakar bahan bakar mencapai 70 GWd/t, bahan bakar MOX hingga 50 %.

 

Sementara itu, perusahaan Westinghouse mengembangkan reaktor air tekan dengan nama APWR 1530 MWe. Reaktor air tekan ini dirancang dengan peningkatan pada faktor keandalan (tingkat redundansi tinggi, rapat daya rendah), faktor ekonomi (perangkat bahan bakar tingkat zirkalloy). Sepertiga teras reaktor berbahan bakar MOX dengan kemampuan derajat bakar bahan bakar lebih tinggi, yaitu mencapai 55 GWd/t. Jika terjadi kecelakaan, probabilitas risiko yang ditanggung satu tingkat lebih rendah dari reaktor air tekan yang ada. Jepang berencana untuk memakai reaktor tipe baru tersebut pada Tsuruga 3 dan 4, tetapi hingga saat ini reaktor-reaktor tipe baru tersebut belum ada yang beroperasi.

 

Gambar 9

 


Pada saat ini kelompok Westinghouse memfokuskan diri merancang reaktor air tekan lanjut tipe AP600 (daya reaktor 600 MWe) yang dapat memenuhi aturan tentang reaktor air tekan lanjut dari EPRI/DOE yang menganut prinsip keselamatan pasif (reaktor akan terkondisi kepada keselamatan secara pasif, tanpa adanya faktor dinamis seperti gerak katup, pompa dsb). Reaktor ini memenuhi kriteria pendinginan pasif (lihat konstruksi bejana pengungkung reaktor, pada Gambar 9), penyederhanaan desain (secara umum dibandingkan dengan reaktor air tekan saat ini 50 % lebih sederhana, perpipaan 80 % lebih rendah, pengkabelan 70 % lebih rendah dlsb.), dibuat dengan konsep modul, sesuai konsep keselamatan publik (pada saat kecelakaan, selama 3 hari tidak diperlukan operator untuk mengatasinya), sangat mudah diterima dan mendapat perizinan dan waktu pembangunan pendek (3 tahun). Sistem pendingin mirip dengan reaktor air tekan B&W dan CE, yaitu mempunyai 2 buah pembangkit uap berdiri vertikal dengan 4 buah pompa pendingin pada sistem primer. Reaktor AP600 sudah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Nuklir Amerika, US-NRC.

 2.2. Reaktor Air Tekan Combustion Engineering 

Gambar 11




            Reaktor air tekan tipe CE mempunyai 2 untai pendingin primer (2 buah pembangkit uap dan 4 buah pompa pendingin pada sistem primer). Air pendingin sistem primer yang keluar dari pembangkit uap dikembalikan ke bejana reaktor dengan tenaga dorong dari 4 buah pompa. Konstruksi dari pembangkit uap sama dengan pembangkit uap pada reaktor WH, yaitu pembangkit uap berdiri vertikal dengan tabung pipa U terbalik di mana terbentuk uap dengan resirkulasi balik ( Gambar 11, terdapat perbedaan bentuk pada separator uap, pengering uap dan bagian pipa transfer panas). Pembangkit uap buatan CE dipakai di Jepang pada reaktor Mihama 1. Reaktor air tekan desain CE diberi nama System80+. KNSP Korea telah membangun reaktor berbasis System80+ yang sangat murah ongkos pembangunannya dan sangat tinggi keandalannya. Beberapa reaktor tipe ini yang telah mulai beroperasi di Korea adalah reaktor Ulchin-3, 4 dan Yonggwang-1,2.

 

2.3. Reaktor Air Tekan Bibcock & Wilcock 

Gambar 12


Konstruksi sistem pendingin reaktor B&W sama dengan yang ada pada reaktor air tekan CE, yaitu mempunyai dua untai pendingin pada sistem primer (2 buah pembangkit uap dan 4 buah pompa pendingin pada sistem primer). Seperti terlihat pada Gambar 12, pembangkit uap diletakkan secara vertikal. Reaktor Three Mile Island yang mengalami kecelakaan pada tahun 1979 adalah reaktor air tekan tipe B&W.

 

2.4. Reaktor air tekan Rusia (VVER) 

Dari sudut pandang bentuk sistem pendingin reaktor, reaktor air tekan ini dapat digolongkan pada reaktor air tekan tipe WH. Perbedaan menonjol dibandingkan dengan reaktor tipe Eropa barat adalah bentuk perangkat bahan bakar. Tampang lintang perangkat bahan bakar VVER adalah segi enam. Selain bentuk perangkat bahan bakar, VVER mempunyai pembangkit uap yang diletakkan secara horisontal. Pada tipe lama (VVER-440/V-230) diperkirakan terdapat persoalan pada sistem keselamatannya, tetapi pada VVER-1000 (1000 MWe) sistem keselamatannya sudah diperhitungkan dengan baik sehingga bisa disejajarkan dengan reaktor-reaktor Eropa Barat.

 

3.     High Temperature Gas Reactor


HTGR (High Temperature Gas Cooled Reactor) adalah salah satu reaktor nuklir berpendingin gas yang menawarkan keuntungan dalam produksi hidrogen, ramah lingkungan karena tidak menghasilkan karbondioksida, sulfur, dan nitrogen oksida yang mencemari lingkungan. HTGR didesain dengan menggunakan bahan bakar keramik yang di suport oleh inherent safety dari HTGR. Bahan bakarnya berbentuk tristruktural-isotropic (TRISO). TRISO terdiri dari kernel bahan bakar terbentuk dari UOX (Uranium Oxide) di tengah-tengahnya. Pada penelitian ini dilakukan analisis perhitungan neutronik teras homogen HTGR dengan bahan bakar uranium nitride (UN). Bahan bakar yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk block/prismatic TRISO. Desain reaktor yang diteliti berdaya 30MWt dengan menggunakan hexagonal cell untuk geometri pin bahan bakarnya. Perhitungan neutroniknya dihitung dengan menggunakan kode SRAC (Standard thermal reactor analysis code) yang dikembangkan oleh JAERI (Japan Atomic Energy Research Institute) dan JENDL 3.2 sebagai database nuklirnya. SRAC melakukan perhitungan dari pin sel bahan bakar, kemudian setelah data yang didapatkan sudah homogen, akan dilanjutkan perhitungan teras bahan bakar.

Penemuan sumber energi nuklir memiliki banyak perkembangan dengan seiring bertambahnya kebutuhan manusia terhadap enegi.1950an sampai sekarang, dari mulai Generasi I sampai ke Generasi terkini yaitu Generasi IV.Reaktor nuklir semakin maju dengan menjawab tantangan terkait energi yang dapat mengurangi polusi global, mudah didistribusikan di seluruh dunia, serta memiliki tingkat keselamatan yang tinggi dan ekonomis.

·         Fast Reactor adalah contoh-contoh reaktor cepatnya.

·         HTGR adalah salah satu reaktor Generasi IV yang banyak diminati oleh dunia, karena dapat memproduksi hidrogen dan dapat dioperasikan dalam suhu tinggi.

·         Uranium nitrida memiliki titik leleh yang tinggi sehingga cocok dipakai untuk bahan bakar HTGR yang beroperasi dalam suhu tinggi.

HTGR adalah salah satu reaktor nuklir yang menawarkan keuntungan dalam produksi hidrogen, ramah lingkungan karena tidak menghasilkan karbondioksida, sulfur, dan nitrogen oksida yang mencemari lingkungan.HTGR didesain dengan menggunakan bahan bakar keramik yang di suport oleh inherent safety dari HTGR. Bentuk bahan bakarnya disebut dengan TRISO dan di produksi di US dan German pada tahun 1980an.Bahan bakar tristructural-isotropic adalah jenis partikel bahan bakar mikro.UOX di tengah-tengahnya. Lalu lapisan yang terdiri dari empat layer dari tiga material isotropik. Keempat lapisan adalah lapisan berpori penyangga yang terbuat dari karbon, diikuti oleh lapisan dalam padat karbon pirolitik , diikuti oleh lapisan keramik SiC untuk mempertahankan produk fisi pada temperatur tinggi dan memberikan partikel TRISO integritas struktural, diikuti oleh lapisan luar padat PyC.HTTR 30, yaitu reaktor bermoderat grafit dan berpendingin gas helium dengan elemen-elemen bahan bakar prismatik berupa blok-blok berbentuk heksagonal berukuran tinggi 580 mm dan lebar melintang 360 mm. Teras aktif keseluruhan berukuran tinggi 2,9 m dan berdiameter 2,3 itu terdiri kolom bahan bakar yang dikelilingi oleh kolom-kolom perisai grafit dapat ganti, kolom-kolom batang kendali dan kolom-kolom uji iradiasi. Perisai lestari mengelilingi perisai grafit dapat ganti dan juga kedudukannya oleh mekanisme restraint teras. Keseluruhan komponen teras aktif tersusun secara silinder. Satu kolom dalam arah aksial tersusun dari sembilan komponen teras.

 

Desain konsep

Reaktor sendiri terdiri dari komponen teras, sistem pendingin, dan komponen reaktor internal lainnya. Tabel di bawah ini merupakan spesifikasi desain reaktor yang dipakai

 

Parameter

Spesifikasi

Daya

30 MWt

Suhu pendingin

950 C

(coolant)keluar

 

Suhu pendingin

395 C

(coolant kedalam

 

Tekanan primer pendingin

4 Mpa

Material pendingin

Gas Helium

Fuel pin geometri

HEXAGONAL cell

Core geometri

3-D Cylinder

Fuel

Uranium Nitride (UN)

Tipe fuel

Prismatic

 

 

Metode Perhitungan

Perhitungan neutronik merupakan bagian terpenting untuk menentukan seberapa baik reaktor yang telah didesian, yang perhitungannya mencakup distribusi fluks, nilai kekritisan dan proses pembakaran reaksi fisi dalam reaktor tersebut. Perhitungan neutronik ini menggunakan program SRAC sebagai program nuklir yang memiliki kemampuan dalam perhitungan neutronik yang komprehensif. SRAC (Standard thermal Reactor Analysis Code) adalah kode yang dapat diaplikasikan untuk menganalisis neutronik dari berbagai jenis reaktor. SRAC system di desain dan dikembangkan oleh JAERI (Japan Atomic Energy Research Institute), yang sekarang disebut dengan JAEA (Japan Atomic Energy Agency), untuk perhitungan neutronik berbagai thermal reaktor. Itu berarti SRAC dapat menangani energi rendah secara akurat. Perhitungan SRAC berdasar pada nilai-nilai cross section dari database nuklir seperti JENDL, ENDF, JEFF, dsb

 

Hasil dan Diskusi

Dalam pendesainan reaktor ini pertama kali dilakukan perhitungan densitas untuk masingmasing nuklida dari komposisi material teras reaktor, meliputi komposisi kompak bahan bakar (kernel, lapisan mantel partikel bahan bakar, matrik), homogenisasi kompak bahan bakar, racun dapat bakar, komposisi batang bahan bakar (graphite sleeve), block hexagonal bahan bakar, block perisai dapat ganti, block grafit bahan bakar (dummy block) dan block perisai lestari, serta blok pandu batang kendal

HTGR adalah reaktor yang didesain sebagai reaktor termal yang kritis, maka faktor multiplikasi efektif haruslah lebih besar dari 1 (keff>1) dan demikian seterusnya selama reaktor beroperasi. K-eff>1 terjadi ketika jumlah neutron pada suatu generasi lebih banyak dari jumlah neutron pada generasi sebelumnya. Neutronneutron akan tercipta akibat dari reaksi fisi, dan akan bergerak di dalam reaktor hingga pada akhirnya berkurang atau musnah karena proses leakage, capture dan scattering yang menyebabkan turunnya harga k-eff. Proses ini akan berlansung sesuai masa operasi reaktor yang telah ditentukan.

Untuk menjaga keselamatan reaktor, sangat penting mengontrol peningkatan suhu bahan bakar hal ini berarti terkait dengan pengaturan distribusi daya (power distribution) yang tentunya tidak lepas dari pengaturan letak pengayaan bahan bakar pada teras reaktor. Pada penelitian ini dikhususkan untuk perhitungan teras homogen karena masih merupakan studi awal. Gambar 5 menunjukkan distribusi daya rata-rata arah aksial teras reaktor pada awal diaktifkan (beginning of life) dengan 30 kolom bahan bakar.

Pada sebuah reaktor, distribusi daya paling baik adalah ketika dayanya sama di setiap titik di teras reaktor. Sedangkan pada gambar 5 dapat dilihat bahwa masih terdapat peaking power, sehingga dibutuhkan pemerataan daya dengan memperbanyak variasi bahan bakar pada teras, dengan melakukan perhitungan neutronik teras heterogen yang akan dilakukan pada penelitian selanjutnya.

 

4.     Pressurized Heavy Water Reactor-Canadian Deuterium Uranium (PHWR)

 


Setelah perang dunia kedua berakhir, Kanada mulai mengembangkan PLTN tipe reaktor air berat (air berat: D2O, D: deuterium) berbahan bakar uranium alam. Reaktor ini dirancang khusus oleh Kanada dan disebut CANDU (Canadian Deuterium Uranium), dengan menggunakan air berat sebagai bahan moderator neutron. Karakteristika reaktor tipe CANDU adalah bentuk pipa tekan yang disusun horisontal, di dalamnya terdapat perangkat bahan bakar yang pendek (kira-kira 50 cm), bahan bakar dapat ditukar-ganti pada saat reaktor sedang beroperasi dan sebagai bahan bakar dapat digunakan uranium alam. Di Kanada, sejak tahun 1960 telah dikembangkan standar bahan bakar untuk PLTN dari reaktor tipe ini.

 

Hingga akhir tahun 2000, di Kanada telah dioperasikan reaktor tipe CANDU sebanyak 14 buah dengan kontribusi daya listrik sebesar 10.615 MWe. Selain dipakai di Kanada, reaktor CANDU  juga diekspor ke luar Kanada. Di dunia terdapat 33 buah reaktor CANDU yang sedang beroperasi, 9 buah sedang dibangun dan 8 buah direncanakan akan dibangun.

 

Sejarah Pengembangan CANDU

 


Tabel 1 memperlihatkan sejarah pengembangan reaktor CANDU. CANDU adalah singkatan dari "Canadian Deuterium Uranium" yang ditujukan untuk PLTN air berat (Pressurized Heavy Water Reactor, PHWR) yang dirancang oleh Kanada. Air berat digunakan sebagai bahan moderator, dan air yang mengalir di dalam pipa tekan yang terpasang secara horisontal dalam teras reaktor digunakan sebagai pendinginnya. Setelah perang dunia kedua berakhir, Kanada berinisiatif untuk mengembangkan PLTN berbahan uranium alam (tanpa pengayaan U-235) yang sangat banyak diproduksi Kanada. Itulah awal pengembangan reaktor CANDU. Langkah awal pengembangan dimulai dengan pembuatan prototipe reaktor.

Kekritisan daya nol dari reaktor eksperimental terjadi pada tahun 1945, dilanjutkan dengan reaktor NRX yang mencapai kekritisan pertama pada tahun 1947. Pada tahun 1957 reaktor NRU berhasil pula mencapai kekritisan. Langkah selanjutnya adalah pembangunan reaktor daya eksperimental 25 MWe NPD-2 (Nuclear Power Demonstration) pada tahun 1962. Keberhasilan NPD-2, dilanjutkan dengan persiapan rekayasa dari reaktor pembangkit daya dengan moderator grafit dan bahan bakar uranium alam di dalam pipa tekan yang berpendingin air. Reaktor inilah yang secara resmi disebut sebagai reaktor CANDU. Sebagai PLTN, reaktor ini pertama kali dibangun di Douglas Point pada tahun 1967 dan mencapai 100 % daya penuh yaitu, 218 MWe. Berdasarkan pengalaman pengoperasian NPD-2 dan Douglas Point, Kanada mulai melakukan pengembangan seperlunya sehingga pada saat ini reaktor CANDU mempunyai peran yang tidak kecil.

 

Status Pembangunan dan Operasi CANDU


Tabel 2 


Tabel 2 memperlihatkan daftar reaktor CANDU yang beroperasi di seluruh dunia. Berdasarkan pengalaman operasi di PLTN Douglas Point, perusahaan Ontario-Hydro menetapkan untuk membangun 4 unit PLTN lainnya di lokasi Douglas Point. Perkembangan berlanjut, pada tahun 1971 telah berhasil dibangun dan dioperasikan PLTN Pickering A (540 MWe x 4), PLTN Bruce A (940 MWe x 4), PLTN Pickering B (540 MWe x 4), PLTN Bruce B (840 MWe x 4). Beberapa PLTN CANDU berdaya kecil berhasil dibangun di antaranya Gentilly-2 675 MWe oleh perusahaan Hydro-Qubec, PLTN Point Lepreau 680 MWe oleh perusahaan New Brunswick.

PLTN Bruce A milik perusahaan Ontario-Hydro tidak hanya dipakai untuk membangkitkan daya listrik, tetapi uap sisa yang dihasilkan juga dipakai untuk pabrik air berat perusahaan Ontario-Hydro. Selain itu sisa uap dikirim ke sentra produksi (rumah kaca tanaman tomat, pabrik etanol) di sekitar PLTN. Sementara itu dua PLTN Pickering dan Bruce juga memasok uap untuk perusahaan cobalt-60 yang memasok 70-80 % pasar dunia.

Perkembangan terbaru yang mencengangkan adalah pengembangan CANDU-3 berdaya menengah (450 MWe) yang dipasarkan oleh perusahaan tenaga atom Kanada AECL. CANDU-3 dikembangkan dengan basis CANDU-6 (60 MWe). Melalui perbaikan rancang bangun dan penerapan teknik pembangunan yang baru, biaya pembangunan dapat ditekan sehingga mendekati biaya pembangunan CANDU-6 yang dayanya hanya 60 MWe. Oleh karena AECL juga mengincar pasar Amerika, maka reaktor CANDU didaftarkan ke US NRC untuk mendapat sertifikat kelayakan dari NRC. Tetapi karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk kepentingan itu, maka pada bulan Maret 1995 rencana ini dibatalkan sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Pada akhir tahun 2000, di dunia terdapat 33 buah PLTN tipe CANDU yang sedang beroperasi, 9 buah sedang dalam tahap pembangunan dan 8 buah dalam rencana pembangunan. Dari 33 buah PLTN CANDU yang beroperasi, 24 buah berada di Kanada di mana 2 buah (Douglas Point dan Gentilly-1) di antaranya akan didekomisioning (istilah untuk penutupan reaktor nuklir).

Selain beroperasi di Kanada, CANDU juga di ekspor ke luar Kanada. Sebagai contoh reaktor Crown yang ada di India, dengan air berat bertekanan (pressurized heavy water reactor), dapat diklasifikasikan sebagai reaktor tipe CANDU. Reaktor air berat bertekanan yang beroperasi di Argentina untuk produksi Co-60 juga dapat digolongkan sebagai reaktor tipe CANDU. Di Korea beroperasi 4 buah PLTN tipe CANDU, yaitu Wolson-1, 2, 3, 4. Di India terdapat 12 buah PLTN tipe CANDU dalam status beroperasi yaitu, Kaiga-1,2; Kakrapar-1,2; Madras-1,2; Narora-1,2; Rajasthan-1, 2, 3, 4. Dua reaktor Tarapur-3,4 sedang dalam pembangunan, dan 8 buah dalam rencana pembangunan. Di Pakistan beroperasi satu PLTN tipe CANDU (Karachi). Di Rumania beroperasi satu PLTN CANDU (Cernavoda-1), dan 4 buah (Cernavoda-2, 3, 4, 5) sedang dalam pembangunan, salah satu di antaranya telah siap pada tahun 2002. Di Argentina beroperasi satu PLTN tipe CANDU (Embalse) dan dua reaktor tergolong CANDU, yaitu reaktor tabung tekan air berat (Atucha-1, 2). Di China, dibangun dua PLTN tipe CANDU (Qinshan-1,2) yang akan selesai pada tahun 2003.

Prinsip kerja PLTN tipe CANDU

Gambar 1
Gambar 2


Konsep CANDU diperlihatkan pada Gambar 1. Gambar 2 memperlihatkan deskripsi bangunan PLTN Pickering-1. Parameter desain reaktor tipe CANDU diperlihatkan pada Tabel 4. Teras reaktor CANDU terdiri dari kumpulan pipa tekan yang diletakkan secara horisontal yang disebut sebagai Kalandria. Jadi Kalandria adalah silinder "shell and tube" yang diletakkan secara horisontal, di dalamnya terdapat pipa-pipa tekan dan batang kendali. Kalandria terdiri dari tangki yang diisi dengan air berat sebagai moderator neutron, di dalamnya terdapat pipa tekan dalam jumlah besar yang disusun berbentuk kisi bujur sangkar. Pipa tekan ini menembus dua penutup tangki kalandria, dan di dalam pipa tekan ini diletakkan beberapa perangkat bahan bakar (panjang perangkat ± 50 cm, panjang kalandria ± 5 meter) yang disusun secara horisontal. Dalam kalandria, moderator dan pendingin tidak bercampur. Moderator air berat berada di ruang antara pipa-pipa tekan, sedangkan pendingin berada dalam pipa tekan. Jadi moderator (air berat) dan pendingin (air biasa) dipisahkan oleh dinding pipa tekan. Bahan yang dipakai untuk dinding kalandria dan pipa tekan adalah bahan yang tidak banyak menyerap neutron yaitu logam paduan zirkalloy-2. Untuk menjaga jarak antara tabung tekan dan dinding kalandria terdapat "spacer" yang diisi oleh gas karbondioksida untuk isolasi termal.

Pada sistem pengendalian reaktivitas, selain sistem pengendalian pada waktu operasi normal dan waktu memadamkan reaktor, terdapat dua sistem pengendalian darurat yang saling terpisah, yaitu pengendalian darurat dengan batang kendali dan injeksi cepat racun reaksi fisi (zat yang menghambat reaksi fisi ) ke dalam moderator neutron (air berat). Semua sistem ini berada dalam daerah moderator di dalam kalandria yang dapat dioperasikan pada temperatur dan tekanan ruang sehingga keandalannya menjadi tinggi.

Energi panas dari teras reaktor diambil oleh sistem pendingin primer yang mengalir dalam pipa tekan. Pipa-pipa tekan dalam kalandria dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok menjadi bagian dari untai pendingin yang saling terpisah. Setiap untai mempunyai dua pembangkit uap dan dua pompa pendingin primer. Dalam kalandria, dua kelompok pipa tekan ini dipilih sedemikian sehingga dua pipa tekan yang saling berdekatan bergabung dalam kelompok berbeda dan aliran pendingin di dalamnya bergerak dengan arah berlawanan, dengan demikian arah aliran pendingin primer akan membentuk seperti angka 8. Dengan sistem pendingin primer seperti diuraikan di atas, jalur pemipaan menjadi lebih efisien, dapat menghemat perlengkapan maupun kapasitas air berat dan kesetimbangan panas teras menjadi lebih efisien.

Perangkat bahan bakar dengan panjang 50 cm, tersusun dari 28 batang (pada pengembangan berikutnya menjadi 37 batang) bahan bakar yang disusun secara konsentris berlapis. Batang-batang bahan bakar ini diikat dengan las pada kedua ujung perangkat dengan piringan penopang. Batang bahan bakar terbuat dari kelongsong zirkalloy-4 yang diisi dengan pelet  bahan bakar uranium (alam) oksida. Dengan berhasilnya pengembangan bahan bakar baru, bagian dalam kelongsong dapat dilapisi dengan grafit (CANLUB), sehingga bahan bakar menjadi lebih tahan terhadap perubahan daya yang drastis pada saat penggantian bahan bakar sewaktu reaktor beroperasi.

Beberapa keistimewaan PLTN tipe CANDU adalah sebagai berikut:

1.      Penggantian bahan bakar pada saat reaktor sedang beroperasi. Penggantian bahan bakar semacam ini dapat dilakukan karena pada kedua sisi horisontal dari kalandria terdapat dua fasilitas mesin penggantian bahan bakar. Pada satu sisi, mesin memasukkan 2 perangkat  bahan bakar baru, dan secara bersamaan pada sisi lain mesin mengambil 2 perangkat bahan bakar bekas. Dalam satu siklus pengoperasian pipa tekan berisi 12 buah perangkat, dan 2/3 bagian (8 buah) mengalami penggantian selama operasi. Pada pipa tekan lain terjadi hal yang serupa. Oleh karena itu dalam teras reaktor komposisi bahan bakar menjadi bercampur, terdiri dari bahan bakar baru, bahan bakar setengah pakai dan bahan bakar yang sudah hampir habis masa pakainya. Karena kondisi ini, reaktor beroperasi dengan reaktivitas-berlebih yang rendah. Hal ini merupakan keistimewaan CANDU dibandingkan dengan reaktor air ringan. Dengan mekanisme dan desain ini pemanfaatan neutron menjadi lebih optimal dan pembakaran uranium alam dapat dilakukan lebih efisien. Pada reaktor air ringan, pengisian bahan bakar dilakukan pada saat reaktor berhenti, hal ini menyebabkan tingkat keberlangsungan operasi menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan CANDU.

2.      Jika terjadi kebocoran pendingin primer pada pipa tekan, hal ini segera dapat terdeteksi dari lapisan gas antara kalandria sehingga pipa tekan yang bocor saja yang perlu diganti. Jika dalam suatu pipa tekan terdapat bahan bakar yang bocor, hal ini segera dapat terdeteksi dan penggantian perangkat bahan bakar pada pipa tekan di mana bahan bakarnya mengalami kerusakan segera dapat diganti dengan bahan bakar baru. Selanjutnya pendingin pada pipa tekan tersebut disirkulasikan ke unit pemurnian.

3.      Reaktor CANDU berbeda dengan reaktor bejana tekan bermoderator air berat. Jumlah air yang berada pada sistem pendingin primer sedikit, sehingga apabila terjadi kecelakaan,  pelepasan energi dari sistem primer juga rendah. Hal ini menyebabkan kerusakan yang terjadi dalam bangunan reaktor menjadi ringan.

4.      Berbeda dengan reaktor air ringan, sistem pendingin primer dilengkapi dengan pengolah air pendingin, sehingga untuk perlengkapan dan pipa distribusi pendingin dapat digunakan baja karbon yang lebih stabil daripada stainless steel.

5.      Pada teras reaktor CANDU, desain perangkat bahan bakar dan pipa tekan tidak mengalami banyak perubahan. Oleh karena itu dengan menambah jumlah pipa tekan saja kemampuan pembangkitan daya reaktor dapat ditingkatkan. Sebagai contoh, reaktor Darlington 930 MWe dayanya dapat ditingkatkan menjadi 1100 MWe.

6.      Selain itu, reaktor CANDU yang biasanya menggunakan uranium diperkaya 0,9 – 1,3%, dapat menggunakan bahan bakar uranium yang diperkaya dengan plutonium seperti bahan bakar MOX (mixed oxide fuel), tanpa harus disertai dengan penggantian fasilitas/perlengkapan reaktor yang ada. Dengan penggunaan bahan bakar MOX, efisiensi utilisasi bahan bakar dapat ditingkatkan hingga 30%. Pada reaktor CANDU bahan bakar uranium dapat dibakar hingga U-235 yang terkandung di dalamnya habis.

 

 Author : Dika Bhakti Praja

 


Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)