Kecil tapi kuat : Mengenal apa itu Small Modular Reactors (SMRs)

0

 

Teknologi reaktor nuklir merupakan salah satu teknologi yang telah berkembang secara signifikan selama beberapa dekade terakhir. Awalnya, reaktor nuklir hanya digunakan untuk tujuan militer, namun seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan kebutuhan akan energi yang lebih efisien, reaktor nuklir mulai digunakan untuk produksi listrik. Pada saat ini, reaktor nuklir telah digunakan di seluruh dunia untuk produksi listrik, desalinasi air laut, dan pembuatan isotop untuk industri medis dan militer.

Perkembangan teknologi reaktor nuklir dimulai sejak tahun 1950-an, dengan pengembangan reaktor fisi termal yang digunakan untuk produksi listrik. Namun, seiring dengan munculnya masalah lingkungan dan isu keamanan, para peneliti dan perusahaan di seluruh dunia berupaya untuk mengembangkan model reaktor nuklir yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Inovasi inovasi yang dilakukan dalam reaktor nuklir , seperti reaktor fisi sinergi, reaktor fusi, reaktor nuklir cepat, dan reaktor nuklir rendah-arus, semua diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam penerapan reaktor nuklir tradisional.

Selain itu, perkembangan teknologi reaktor nuklir juga didukung oleh regulasi yang berkembang dan dukungan finansial dari pemerintah dan industri. Saat ini, negara-negara di seluruh dunia terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan reaktor nuklir, serta mengurangi emisi karbon dan masalah sampah radioaktif.

Small Modular Reactor (SMRs) adalah jenis reaktor nuklir yang di desain untuk ukuran yang lebih kecil dibandingkan reaktor nuklir tradisional. Reaktor SMRs dibangun dengan ukuran yang lebih kecil dan dapat digabungkan menjadi satu untuk meningkatkan kapasitas produksi listrik. Reaktor SMRs dapat dibangun di lokasi yang lebih kecil dibandingkan reaktor nuklir tradisional dan membutuhkan investasi yang lebih rendah.


Gambar 1 Desain reaktor jenis SMRs

Beberapa reaktor SMRs memiliki kapasitas yang relatif kecil, sekitar 20-80MW, dan dapat digunakan untuk pembangkit listrik di lokasi terpencil, pertambangan atau industri, atau bahkan diterapkan pada aplikasi transportasi dan pengawasan lingkungan. Reaktor ini juga dapat digunakan untuk desalinasi air laut dan produksi isotop.

Reaktor SMRs dapat dibangun dengan teknologi yang sama dengan reaktor nuklir tradisional, seperti reaktor nuklir cepat, namun dalam ukuran yang lebih kecil dan dapat digabungkan menjadi satu untuk meningkatkan kapasitas produksi listrik. Beberapa reaktor SMRs juga mengadopsi teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan, seperti pengendalian pasif atau proses pendinginan tanpa air.

Karakteristik utama dari reaktor Small Modular Reactor (SMRs) adalah:

1. Ukuran yang lebih kecil: Reaktor SMRs dibangun dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan reaktor nuklir tradisional, dengan kapasitas yang relatif kecil sekitar 20-80MW, dan memiliki peran yang besar dalam pembangkit listrik tenaga nuklir di lokasi terpencil atau dalam pembuatan isotop.

2. Dapat digabungkan: Reaktor SMRs dapat digabungkan menjadi satu untuk meningkatkan kapasitas produksi listrik.

3. Flexibel: Reaktor SMRs dapat diterapkan pada berbagai aplikasi, seperti pembangkit listrik di lokasi terpencil, pertambangan atau industri, atau bahkan diterapkan pada aplikasi transportasi dan pengawasan lingkungan.

4. Investasi yang lebih rendah: Reaktor SMRs membutuhkan investasi yang lebih rendah dibandingkan reaktor nuklir tradisional

5. Kemampuan pengendalian pasif : Beberapa reaktor SMRs mengadopsi teknologi pengendalian pasif, yang dapat mengurangi interaksi manusia dan meningkatkan keamanan operasional.

6. Proses pendinginan tanpa air: beberapa reaktor SMRs juga mengadopsi teknologi pendinginan tanpa air sebagai salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan.

7. Desain yang standard: Beberapa reaktor SMRs memiliki desain standar yang membuat proses konstruksi, perawatan dan perbaikan lebih mudah dan efisien.

8. Pemeliharaan yang mudah: Reaktor SMRs dapat dibongkar dan dipasang kembali dengan mudah, membuat pemeliharaan lebih mudah dan efisien.


Gambar 2 SMRs Reaktor milik perusahaan NuScale

Saat ini, ada beberapa proyek yang sedang berlangsung dalam penerapan reaktor Small Modular Reactor (SMRs) dalam pembangkit listrik tenaga nuklir di seluruh dunia. Beberapa contohnya adalah:

1. Proyek NuScale Power di Amerika Serikat: Proyek ini merupakan proyek pembangkit listrik tenaga nuklir SMRs pertama di dunia yang mendapatkan dukungan dari US Department of Energy. Proyek ini mengejar untuk mengoperasikan 12 reaktor SMRs pada tahun 2029.

2. Proyek U.K SMRs di Inggris: Proyek ini diinisiasi oleh U.K government dan beberapa perusahaan energi untuk mengembangkan dan menerapkan reaktor SMRs di Inggris. Proyek ini diharapkan akan menghasilkan listrik yang aman dan terjangkau bagi masyarakat.

3. Proyek HTR-PM di China: Proyek ini mengejar untuk mengembangkan dan menerapkan reaktor nuklir cepat SMRs dengan teknologi High-Temperature Gas-Cooled Reactor (HTR). Proyek ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi dan keamanan reaktor nuklir di China.

4. Proyek Nuward di Belgia: Proyek ini mengejar untuk mengembangkan dan menerapkan reaktor nuklir cepat SMRs yang dapat digunakan untuk pembangkit listrik dan desalinasi air laut.

5. Proyek Reaktor Nuklir Modular Canada (SMRs-C) di Kanada, Proyek ini diinisiasi oleh pemerintah Kanada dan beberapa perusahaan energi untuk mengembangkan dan menerapkan reaktor SMRs yang ramah lingkungan.        

        Kelebihan dari reaktor Small Modular Reactor (SMRs) dibandingkan dengan jenis reaktor nuklir lain adalah:

1. Ukuran yang lebih kecil: Reaktor SMRs dibangun dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan reaktor nuklir tradisional, sehingga dapat digunakan untuk memasok listrik ke daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik umum, seperti pulau-pulau terpencil atau daerah perbatasan.

2. Dapat digabungkan: Reaktor SMRs dapat digabungkan menjadi satu untuk meningkatkan kapasitas produksi listrik.

3. Flexibel: Reaktor SMRs dapat diterapkan pada berbagai aplikasi, seperti pembangkit listrik di lokasi terpencil, pertambangan atau industri, atau bahkan diterapkan pada aplikasi transportasi dan pengawasan lingkungan.

4. Investasi yang lebih rendah: Reaktor SMRs membutuhkan investasi yang lebih rendah dibandingkan reaktor nuklir tradisional.

5. Kemampuan pengendalian pasif : Beberapa reaktor SMRs mengadopsi teknologi pengendalian pasif, yang dapat mengurangi interaksi manusia dan meningkatkan keamanan operasional.

        Kekurangan dari reaktor Small Modular Reactor (SMRs) dibandingkan dengan jenis reaktor nuklir lain adalah:

1. Kapasitas yang lebih kecil: Kapasitas produksi listrik dari reaktor SMRs relatif lebih kecil dibandingkan reaktor nuklir tradisional, yang dapat menyebabkan keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan listrik yang besar

2. Pemeliharaan yang lebih sering: Karena ukuran yang lebih kecil dibandingkan reaktor nuklir tradisional, maka proses pemeliharaan harus dilakukan lebih sering untuk memastikan reaktor berfungsi dengan baik.

3. Teknologi yang masih belum matang: Beberapa jenis reaktor SMRs masih dalam tahap penelitian dan pengembangan, sehingga masih belum stabil dari segi teknologi dan ekonomi.

4. Biaya operasi yang lebih tinggi: Karena reaktor SMRs memiliki kapasitas yang lebih kecil dibandingkan reaktor nuklir tradisional, biaya operasional dapat lebih tinggi dikarenakan perlu beberapa reaktor SMRs dalam satu pembangkit listrik

5. Keterbatasan dalam pengelolaan limbah nuklir: Reaktor SMRs dikenal memiliki keterbatasan dalam mengelola limbah nuklir yang dihasilkan, sehingga masih perlu untuk pengembangan teknologi untuk mengatasi masalah ini.

Reaktor nuklir jenis Small Modular Reactor (SMRs) diharapkan akan menjadi teknologi energi alternatif yang penting dalam masa depan. Kelebihan utama dari reaktor SMRs adalah ukurannya yang lebih kecil dibandingkan reaktor nuklir tradisional, yang memungkinkan untuk digunakan dalam aplikasi yang lebih luas seperti pembangkit listrik di lokasi terpencil, industri, atau bahkan diterapkan pada aplikasi transportasi dan pengawasan lingkungan.


Author : Muhammad Rizky Akbar Pradana


Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)