Teknologi nuklir adalah teknologi yang melibatkan reaksi dari inti atom. Teknologi nuklir dapat ditemukan pada berbagai aplikasi, dari yang sederhana seperti detektor asap hingga sesuatu yang besar seperti reaktor nuklir. Teknologi nuklir kini tidak hanya dimanfaatkan untuk hal-hal yang membahayakan seperti senjata pemusnah masal atau sebagai sumber energi listrik saja, tetapi lebih dari itu, teknologi nuklir telah merambah berbagai aspek kehidupan masyarakat, salah satunya adalah untuk peningkatan produktivitas ternak. Melalui Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), inovasi pemanfaatan teknologi nuklir mampu menghasilkan teknologi yang menunjang program peternakan nasional berupa pakan, tata laksana reproduksi, dan program kesehatan ternak.
Pemanfaatan teknologi nuklir dalam bidang kesehatan dan reproduksi ternak berasal dari aplikasi isotop. Pemanfaatan isotop terbagi menjadi dua, dari segi perunut serta isotop sebagai sumber radiasi. Isotop yang digunakan sebagai sebagai sumber radiasi menggunakan Cobalt-60/Co-60 sebagai sumber isotop yang memancarkan radiasi gamma. Sedangkan teknologi nuklir yang memanfaatkan isotop sebagai perunutan salah satu unsurnya adalah unsur radiosotop Iodium-125/I-125 yang dimanfaatkan dalam pengembangan Radioimmunoassay Progesterone (RIA P4) terkait fungsi fisiologis reproduksi pada ternak. Teknik nuklir untuk radiasi dengan unsur Co-60 berfungsi dalam melemahkan mikroorganisme/menginaktivasi patogenitasnya. Dari hasil pemanfaatan radiasi ini dapat menghasilkan vaksin radiasi, teknologi untuk sterilisasi, dan teknologi untuk pengawetan. Alasan digunakannya radiasi gamma dalam dalam pemanfaatan teknologi nuklir dalam bidang peternakan tersebut adalah karena sinar gamma memiliki energi yang besar, dalam pemanfaatannya dilakukan secara terkendali didalam iradiator oleh tenaga-tenaga yang telah tersertifikasi.
Contoh aplikasi bahwa radiasi gamma baik dalam pemanfaatan teknologi nuklir dalam bidang peternakan yaitu pada pembuatan vaksin yang menggunakan radiasi sinar gamma tidak akan merusak struktur protein antigenik dari mikroba dalam pembuatan vaksin radiasi sebagai bahan vaksin. Pemanfaatan iradaisi sinar gamma untuk melemahkan mikroorganisme pada saat membuat vaksin hidup (live vaccine). Sedangkan untuk vaksin mati (killed vaccine) , cara membuatnya dari bahan vaksin seperti bakteri/mikroorganisme yang diradiasi sampai mati. Namun tidak akan merusak struktur protein antigeniknya sehingga nantinya vaksin ini masih menimbulkan respon imun/ antibodi pada ternak.Jika yang digunakan radiasi gamma Co-60 tentu tidak akan akan merusak struktur protein antigen yang ada di kulit bakteri, sedangkan menggunakan teknik lain misalkan dengan pemanasan atau pun pemberian formalin, dapat merusak struktur antigen yang ada di kulit bakteri. Sehingga antibodi yang dihasilkan dari teknik selain iradiasi menghasilkan antibodi yang tidak spesifik terhadap suatu penyakit. Berbanding terbalik dengan penggunaan iradiasi gamma Co-60 menghasilkan antibodi yang spesifik. Ketika ternak terinfeksi dengan patogen dialam, antibodi yang dihasilkan dari vaksin iradiasi dapat mencegah bakteri yang masuk karena kecocokan antara epitop yang ada di mikroorganisme yang menginfeksi dengan atibodi yang dihasilkan.
Author : Laura Putri Margaretha Sinaga